Sudah tiga hari ini zia demam, batuk disertai pilek. Awalnya yaitu kamis, 29 maret 2018 selesai acara istighosah di sekolah untuk siswi kelas XII menjelang UNBK, zia memang sudah batuk namun masih ringan. Malamnya bertambah rewel, disertai demam juga batuk yg bertambah berat. Kondisi ini terus bertahan hingga minggu pagi 1 April 2018 dengan tambahan pilek.
Rasa hati tak karuan, karena pagi ini merupakan batas observasi dan penanganan yang dapat kami lakukan di rumah. Berbagai macam cara kami lakukan, mulai dari pemberian obat penurun panas, kompres yang akhirnya mental karena zia tidak mau. Aku lakukan terapi skin to skin, banyak gendong, banyak ng-ASI. Namun tidak banyak membantu menurunkan demamnya hingga stabil. Batuknya pun sdh kami lakukan terapi inhalasi sendiri di rumah, kebetulan memang punya alatnya, namun lagi-lagi ia mengerang tanda tak suka. Yaa Robb, harus bagaimana lagi ini...
Aku coba saran teman, memberikan suplemen vitamin juga sebagai tambahan, ia pun sarankan untuk menaruh irisan bawang untuk terapi inhalasi alami.
Abinya pun sigap membuatkan, alhasil kipas di kamar sudah seperti semangka agustusan yang diselipkan banyak uang logam di setiap sisi, bedanya kali ini yaitu kipas angin yang diselipkan banyak irisan bawang merah di sekelilingnya. Tambah lagi dengan irisan bawang merah yang dalam jaring-jaring bekas kamper di kamar mandi yang disulap abinya menjadi pewangi ruangan aroma bawang merah segar.
Hasilnya, mantapp!! Seketika ruangan menjadi wangi bawang merah, belum lagi efek sampingannya yang membuat mata jadi menitikkan air mata. Bukan karena sedih! Tapi karena tercium aroma bawang yang semriwingg...
Semua hal tersebut telah kami coba. Namun memang waktu untuk pemantauan dan penanganan sendiri di rumah telah habis.
Pagi hari, abi dengan wajahnya yang tampak pucat paska ronde malam di kompleks mengatakan, "Yuk, zia kita bawa ke rumah sakit".
Pagi itu langsung sigap, berangkatlah kami ke RS Hermina kota bekasi. Sesampai disana cukup lama menunggu sampai bisa diperiksa oleh dokter. Pulang membawa obat yang langsung kuminumkan saat di rumah.
Alhamdulillah, setelah bangun dari tidur siangnya zia tampak lebih segar, sudah mau main, dan makan biskuit.
Alhamdulillah... syukur kami panjatkan pada-Mu Yaa Robb....
Malamnya, kuajak ia bermain sambil belajar 'membilang' (1,2,3...) dengan menggunakan mainan 'ring warna-warni'. Walaupun ia masih belum mengerti benar, namun melihat senyumannnya kembali mengembang itu sudah lebih dari yang kuharapkan. Lain waktu, kita belajar lagi ya nak! 😉
#ILoveMath
#MathAroundUs
#GameLevel6
#Day3
#KuliahBunsayIIP
Rasa hati tak karuan, karena pagi ini merupakan batas observasi dan penanganan yang dapat kami lakukan di rumah. Berbagai macam cara kami lakukan, mulai dari pemberian obat penurun panas, kompres yang akhirnya mental karena zia tidak mau. Aku lakukan terapi skin to skin, banyak gendong, banyak ng-ASI. Namun tidak banyak membantu menurunkan demamnya hingga stabil. Batuknya pun sdh kami lakukan terapi inhalasi sendiri di rumah, kebetulan memang punya alatnya, namun lagi-lagi ia mengerang tanda tak suka. Yaa Robb, harus bagaimana lagi ini...
Aku coba saran teman, memberikan suplemen vitamin juga sebagai tambahan, ia pun sarankan untuk menaruh irisan bawang untuk terapi inhalasi alami.
Abinya pun sigap membuatkan, alhasil kipas di kamar sudah seperti semangka agustusan yang diselipkan banyak uang logam di setiap sisi, bedanya kali ini yaitu kipas angin yang diselipkan banyak irisan bawang merah di sekelilingnya. Tambah lagi dengan irisan bawang merah yang dalam jaring-jaring bekas kamper di kamar mandi yang disulap abinya menjadi pewangi ruangan aroma bawang merah segar.
Hasilnya, mantapp!! Seketika ruangan menjadi wangi bawang merah, belum lagi efek sampingannya yang membuat mata jadi menitikkan air mata. Bukan karena sedih! Tapi karena tercium aroma bawang yang semriwingg...
Semua hal tersebut telah kami coba. Namun memang waktu untuk pemantauan dan penanganan sendiri di rumah telah habis.
Pagi hari, abi dengan wajahnya yang tampak pucat paska ronde malam di kompleks mengatakan, "Yuk, zia kita bawa ke rumah sakit".
Pagi itu langsung sigap, berangkatlah kami ke RS Hermina kota bekasi. Sesampai disana cukup lama menunggu sampai bisa diperiksa oleh dokter. Pulang membawa obat yang langsung kuminumkan saat di rumah.
Alhamdulillah, setelah bangun dari tidur siangnya zia tampak lebih segar, sudah mau main, dan makan biskuit.
Alhamdulillah... syukur kami panjatkan pada-Mu Yaa Robb....
Malamnya, kuajak ia bermain sambil belajar 'membilang' (1,2,3...) dengan menggunakan mainan 'ring warna-warni'. Walaupun ia masih belum mengerti benar, namun melihat senyumannnya kembali mengembang itu sudah lebih dari yang kuharapkan. Lain waktu, kita belajar lagi ya nak! 😉
#ILoveMath
#MathAroundUs
#GameLevel6
#Day3
#KuliahBunsayIIP
Komentar
Posting Komentar