Langsung ke konten utama

Menumbuhkan fitrah seksualitas anak usia 0-7 tahun


Sesi Diskusi:
🤖 Pertanyaan 1⃣dan2⃣

*Mba Dini K*,
Kalau terlanjur adik kaka mandi bareng gmn? Sama2 laki2..
 Iyaa jd anak aq 6th adek'a 2th.. AA'a suka pengen mandi bareng sama adek'a tp ttp aq yg mandiin adek'a sih..
Kdang suka mau mandi bareng gt..

*Mba Frisda* , Penjelasan apa yang dapat diberikan ke anak2 ketika kita mulai melarang mereka mandi bersama, baik dengan sekandung maupun sepupu. Karena yg pling berat tantangannya di sepupu
Mereka suka aneh klw hal2 yg umum berbezee dengan kita,

#presentasikelima

🍒 *Jawaban*

Menurut Dr.Fran Walfish seorang psikoterapis hubungan dan keluarga, secara umum usia paling baik untuk berhenti memandikan anak berbarengan dengan kakak atau adik dengan gender berbeda adalah *usia empat tahun.*

Dr.Boyke menerangkan pula pada usia 5 tahun anak harus sudah dilarang untuk mandi bersama.

Hal ini disebabkan karena pada usia ini organ reproduksi anak sudah mulai berkembang, sehingga anak mulai merasakan respons seksual.
Anak pada usia ini juga sudah mulai tahu dan paham bagian tubuhnya dan orang lain.
Pada saat mandi bersama (apalagi dalam kondisi tidak berpakaian sama sekali) anak akan mudah mengenali bagian-bagian tubuh milik saudara/temannya, bahkan tidak jarang terkadang menunjuk atau menyentuhnya.
Selain itu tidak mandi bersama juga salah satu upaya untuk menjaga adab (dari fitnah) karena polosnya anak-anak seringkali menceritakan kejadian-kejadian yang dialaminya, termasuk aktifitas mandi bersama ini. Dikhawatirkan anak akan menceritakan aurat saudaranya kepada oranglain.

Beberapa alternatif penjelasan yang bisa diberikan pada anak-anak misalnya, :

🍭 *Karena kakak sudah besar, harus mandi sendiri-sendiri, malu kan nanti auratnya kelihatan sama...*
 Menjelaskan konsep malu dan aurat boleh dilihat dalam kondisi darurat saja, insyaallah pelan-pelan anak akan memahami..

🍭 Jika anak tetap ingin mandi bersama maka harus memakai pakaian dalam supaya tidak terlihat aurat kubronya.

Wallahua'lambishawab

🤖pertanyaan 3⃣

*Mba iis arifah,*

#presentasikelima

berapa batasan usia anak perempuan masih boleh dimandikan ayahnya?
Dan bagaimana menjelaskan ke anak agar mereka mau tdk mandi sama ayahnya.. 😁👍🏻

🍒 *Jawaban*

Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz, pernah menjabat sebagai ketua Al Lajnah Ad Daimah, ditanya, “Aku pernah masuk kamar mandi bersama anak perempuanku yang berusia beliau 5 dan 7 tahun. Aku melakukannya dalam rangka untuk membantu mereka membersihkan rambut mereka. Apakah berdosa jika aku melihat aurat mereka?”

Jawaban beliau rahimahullah, “Seperti itu tidaklah mengapa. Selama anak tersebut di bawah tujuh tahun, maka tidak ada aurat yang terlarang dilihat baginya, baik itu anak laki-laki maupun anak perempuan. Tidak mengapa memandikan atau membantu mereka ketika mandi. Semuanya tidaklah mengapa. Adapun jika anak tersebut sudah di atas tujuh tahun, maka jangan lakukan. Tutuplah aurat mereka dan jangan aurat mereka disentuh kecuali bila ada hajat. Kalau ada hajat, maka tidak mengapa jika ibu atau pembantunya memandikan mereka ketika anak tersebut belum bisa mandiri untuk mandi.



Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/1833-ayah-melihat-aurat-puterinya.html

🤖 Pertanyaan 4⃣
#presentasikelima

*Mba Aina,*
Apa yg menjadi penyebab anak fase 0-7 tahun memainkan alat genitalnya?
Apakah itu normal? Apakah karena rangsangan2 pergaulan, tontonan atau apa? Atau memang alamiah saja, wajarnya begitu...

🍒 Bismillah,
Apakah normal anak memainkan alat genitalnya?
Berdasar literatur yang kami baca hal tersebut normal dan wajar dilakukan oleh anak usia 3-7 tahun.
Menurut teori psikoanalisis pada usia 3 atau 4 tahun sampai usia 5tahunan, anak sedang berada pada fase phalic.
Fase phalic merupakan sebuah fase dimana anak merasa kepuasan dan kenikmatan berada pada area organ genitalnya. Normalnya akan berhenti pada usia 5-6tahun.
Meski hal ini wajar dan normal terjadi, terkadang ada orang tua yang "shock" lalu dengan mudahnya memarahi anak, namun bukan berarti pula orang tua  membiarkan begitu saja.
Orang tua tetap harus mengawasi dan memberi pengertian pada anak.
Berikan pengertian pada anak secara perlahan bahwa tidak boleh memegang alat kelamin terus menerus atau menggesekkan pada benda lain karena khawatir akan terinfeksi kuman kotor dan bisa juga jadi sakit.

Beberapa cara pengalihan atau komunikasi yang bisa orangtua lakukan diantaranya ;
🍭Ajak si kecil bermain dengan tujuan mengalihkan keasikannya ini

🍭Tanya dengan santai kenapa dia suka memegang alat kelaminnya, syukur-syukur sudah bisa komunikasi jadi kita bisa tahu jawabannya,

🍭Sering berikan pelukan, karena kemesraan dengan orang tua bisa membuat anak nyaman, sehingga dia gak perlu mengeksplorasi hal yang tidak penting tadi.

🍭Hendaknya diberitahu utk tdk memainkan alat kelamin atau menggesekkan alat kelamin ke benda lain krn nanti akan sakit dan kemungkinan tangan yang tidak bersih saat pegang-pegabg kelamin.

🍭Orang tua tidak merespon secara berlebihan agar anak bisa terbuka bercerita apa yang menyebabkan ia menyentuh2 kelaminnya itu.

🍭 Hindari marah spontan saat melihat perilaku anak menyentuh kelamin.

🤖 Pertanyaan 5⃣
#presentasikelima

*Mba Yeni,*
Mengingat maraknya pemerkosaan yang dilakukan orang terdekat seperti ayah kandung .kakak. paman dsb..
Menurut anda kedekatan dan batasan  yang seperti apa  mengajarkan anak perempuan  ke ayah dan sodara laki2nya?agar  dapat menghindari kasus pemerkosaan yg d lakukan oleh orang terdekat..

🍒 *Jawaban,*
Menurut kelompok kami,
Untuk mengantisipasi terjadinya pelecehan seksual ataupun pemerkosaan diantara anggota keluarga, hal-hal yang bisa dilakukan ialah,
🍍 Menguatkan pondasi agama dari anggota keluarga sejak dini,
🍍 Memisahkan kamar anak perempuan dan laki-laki,
🍍 Membiasakan anak perempuan (terutama menginjak usia remaja) untuk menjaga aurat meski didalam rumah *memakai pakaian yang sopan,
🍍 Tidak mandi bersama / dimandikan meski oleh ayah sendiri
🍍 Mengajarkan anak bagaimana cara melindungi diri (upaya-upaya preventif dalam kondisi darurat)
🍍 "Mengamankan" anak dari lingkungan yg kurang kondusif. Misalnya tidak membiarkan anak perempuan hanya tinggal berdua saja dengan ayah sedangkan sang ibu bekerja jauh dari rumah (ex.TKW,)

🍍Membangun lingkungan  yang tidak rawan konflik, karrna memiliki pengaruh yang tidak baik bagi anak-anak.

🍍Bangun komunikasi yang baik dengan anak. Ajari si kecil untuk mengingat dan menceritakan kembali setiap kejadian yang dialaminya pada hari tersebut.

#presentasikelima

Ini juga Ada tips memberdayakan anak dari dalam dirinya

Diantaranya :👇🏻


1. Tumbuhkan rasa percaya diri anak, sehingga anak tidak mudah ditekan orang lain, memiliki daya tolak atau tidak mudah dirayu.
2. Ajarkan pendidikan seksualitas sejak dini. Perkenalkan anggota tubuh anak, dan tunjukkan bagian mana saja yang harus dilindungi dan tidak boleh disentuh, kecuali oleh mama, papa, atau dokter dengan didampingi mama-papa.
3. Bagian tubuh mana sajakah yang dianggap privat dan harus dilindungi itu? Paha, mulut, alat kelamin, dada, dan pantat/
dubur.
4. Jangan memaksa anak untuk memeluk atau mencium orang lain (sekalipun itu saudara dekat), apalagi jika anak tidak mau melakukannya. Bersalaman saja cukup (itu pun kalau dia tidak menolak, ya). Hal ini penting untuk menumbuhkan penghargaan dirinya atas tubuhnya sendiri dan menajamkan instingnya pada orang-orang sekitarnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Aplikasi KRL Access

Nah, kali ini saya mau review aplikasi lainnya yang memudahkan mamak2 dalam beraktivitas khususnya dalam menggunakan moda transportasi jalur kereta. KRL.. Siapa yang tak kenal dengan mode transportasi darat yang satu ini. KRL atau Kereta Rel Listrik merupakan salah satu moda transportasi yang masih banyak peminatnya selain memang lebih murah, KRL juga dapat menjangkau wilayah yang lebih luas dengan sekali pembayaran saja. Namun kendalanya adalah pada waktu kedatangan kereta yang kadang membuat penumpangnya menunggu lama. Nahh, beruntungnya sekarang ada aplikasi KRL Access yang memudahkan pengguna kereta untuk melihat jadwal kedatangan kereta, kemudian mengetahui posisi kereta tujuan kita. Dengan begitu, kita bisa memperkirakan jadwal berangkat ke stasiun agar tidak terlambat ataupun menunggu terlalu lama.

Aliran Rasa Level 2

Sepuluh hari tantangan di level 2 "Melatih Kemandirian" yang kuaplikasikan kepada zia, buah hatiku... Banyak kemajuan yang ia tunjukkan, pertama dari segi bahasa.. Zia sudah mulai memanggil "umi"...terutama saat tiba-tiba ia terbangun dan kemudian menangis minta ditemani dan diberi ASI. Hal yang kedua yaitu ia semakin kokoh berdiri sendiri, lalu dapat duduk secara perlahan. Hal yang ketiga, zia kini bisa makan biskuit bayi sendiri dengan tangan kanannya. Lalu minum dengan menggunakan gelas yang ia pegang sendiri. Walaupun setelah itu ia suka sekali memasukkan tangannya ke dalam gelas kemudian mengobok-obok airnya... 😁 Alhamdulillah.. Anaknya sudah berproses tinggal uminya yang kudu telaten berproses. Pada tantangan kali ini, aku ditegur dan diingatkan oleh Allah melalui kuliah bunsay #IIP untuk memperbaiki manajemen waktuku. Manajemen waktu, salah satu resolusi yang ku-programkan di tahun mendatang. Alhamdulillah, diingatkan melalui hasil tantangan ...

Komunikasi Produktif

Alhamdulillah… Setelah lulus matrikulasi maka aku lanjut kelas ke kelas Bunda Sayang (bunsay) di Institut Ibu Profesional. Keseriusanku dalam mengikuti pendidikan di Institut Ibu Profesional ini kudedikasikan untuk keluarga kecil kami. Materi level 1 yaitu mengenai Komunikasi Produktif dengan diri sendiri, pasangan, dan anak. Selisih paham sering kali muncul bukan karena isi percakapan melainkan dari cara penyampaiannya. Maka di tahap awal ini penting bagi diriku untuk belajar cara berkomunikasi yang produktif,  agar tidak mengganggu hal penting yang ingin kusampaikan  baik kepada diri sendiri, kepada suami dan juga anak. Alhamdulillah dipertemukan dengan IIP melalui suamiku yang sebelumnya pernah mengikuti seminar yang disampaikan oleh bu Septi (sebelum menikah). Bersyukur karena suami sangat mendukung penimbaan ilmu ini dan siap bekerja sama dalam pengaplikasian dari ilmu yang kami dapatkan di IIP. Kami sudah terbiasa bercerita tentang hal-hal yang terjadi pad...