Fitrah Seksualitas
Cara memahami ciri dan sifat dari jenis kelamin manusia menurut fitrahnya.
🌼Menurut KBBI, fitrah/fit-rah/n berarti sifas asal; kesucian; bakat; pembawaan. Sek-su-a-li-tas/seksualitas/n 1ciri, sifat, atau peranan seks; 2dorongan seks; 3kehidupan seks.
Maka itu dengan memahami dirinya untuk bersikap, berpikir, bertindak sesuai dengan gendernya yang berkaitan dengan keunikan atau keistimewaan dalam menjalankan perannya di masyarakat.
Pentingkah, fitrah seksualitas dibangkitkan?
🌼Tentu saja sangat penting, karena mempengaruhi perilaku dan pola pikir seseorang sesuai dengan fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati.
Tujuan menumbuhkan fitrah seksualitas
Agar lebih dapat mengetahui makna dan tujuan hidup kita didunia. Mereka yang mengabaikan atau terjadi ketidaktuntasan fitrah seksualitas menjadi masalah jati diri yang nantinya tidak dapat memiliki keberanian untuk melindungi dirinya. Sudah banyak terjadi pada saat ini orang-orang yang labil, ikut-ikutan dan berjalan tanpa arah. Hal ini membawa dampak yang sangat besar, salah satu contohnya LGBT.
Tantangan
🌼Menurut KPAI pada tahun 2017 bahwa kasus LGBT menjadi permasalahan kedua terbesar anak di Indonesia. Komunitas LGBT telah mengkampanyekan orientasi seksual menyimpang mereka secara masif , cepat dan terorganisir. Bisa kita temukan ada beberapa negara yang sudah melegalitaskan komunitas ini , seperti Amerika dan beberapa negara Eropa. Melalui penyebaran media sosial saat ini lebih sering menampilkan foto dan tayangan yang tidak baik untuk anak. Anak-anak sebagai kelompok yang paling rentan telah menjadi sasaran empuk predator LGBT, karena belum mampu menyaring informasi yang sesuai dengan perkembangan dirinya.
🌼Sejak manusia diciptakan oleh Allah Ta’ala watak fitrah manusia kecendrngan untuk selalu meniru dan mengikuti orang lain yang dikaguminya, bisa dalam kebaikan maupun keburukan. Jika kita memperhatikan kondisi saat ini, kita akan mendapati suatu kenyataan yang sangat memprihatinkan, karena kebanyakan justru mengagumi dan mengidolai orang-orang yang tingkah laku dan gaya hidup mereka sangat bertentangan dengan fitrah manusia.
🌼Pembiaran yang keliru ini berdampak yang kurang baik dna tidak sesuai fitrah banyak ditemukan di masyarakat, seperti dianggap lumrah perempuan berpakaian dan bersikap seperti laki-laki (tomboi) dan sebaliknya, karakter laki-laki melambai dan perempuan kekar/macho, dll.
🌼Kurangnya ilmu pengetahuan tentang seksualitas pada orangtua sehingga menyebabkan penyimpangan fitrah seksualitas bukan genetik tetapi karena kesalahan dari orangtua itu sendiri. Contohnya :
🌼orang tua kerap kali melakukan kesalahan pengasuhan
🌼lalai dalam mengajarkan tentang fitrah seksualitas dalam Pendidikan
🌼tidak bisa menjaga anak dari penularan perilaku lingkungan.
Solusi
Di lingkungan rumah :
a. Menanamkan aqidah yang kuat pada anggota keluarga terutama anak.
b. Orang tua menjadi teladan dalam menjaga aurat dan menjalankan peran sesuai fitrahnya.
c. Orang tua belajar cara menumbuhkan fitrah seksualitas sesuai rentang usia.
d. Seks education sejak dini
e. Perhatian dan kasih sayang dari orang tua.
f. Pendidikan dari rumah bergantung kehadiran, kedekatan, dan kelekatan ayah ibu secara utuh dari lahir sampai aqil baligh.
Di Lingkungan Masyarakat
a. Seks education di lingkungan
b. Penyuluhan dan pengawasan secara berkala
c. Menguatkan aqidah dalam masyarakat dengan cara merutinkan kajian
Di Lembaga Pemerintahan
a. Membuat & mengesahkan UU Perlindungan anak
b. Membuat UU tentang penyimpangan seksualitas
Cara menumbuhkan fitrah seksualitas
0-2 TAHUN
Pada usia ini, anak-anak sedang mengembangkan rasa ingin tahu termasuk memahami dari setiap bagian tubuhnya. Mengenalkan nama dan memberikan persepsi bagian kelamin adalah hal yang wajar, bukan hal yang tabu. Inilah saat yang tepat untuk mengenalkan perbedaan anggota tubuhnya dengan anggota tubuh orang dewasa dan melihat perbedaan laki-laki dan perempuan, serta mampu mengidentifikasi jenis kelamin orang-orang yang dijumpainya.
2-5 TAHUN
Setelah anak mengetahui nama dan perbedaaan bagian kelamin, pada usia 2-3 tahun, ajari anak kegiatan toilet training dan cara membersihkan dan memelihara kesehatan alat kelaminnya secara bertahap. Dalam tahap ini anak akan mulai bertanya mengenai kehamilan dan melibatkan peran gender kedalam kehidupan mereka. Misal mobil-mobilan adalah mainan anak laki-laki, sementara boneka cantik adalah mainan anak perempuan. Sehingga ia tidak mau bermain dengan mainan yang tidak sesuai dengan jenis kelaminnya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh perlakuan orangtua kepada anaknya. Semakin orangtua membedakan peran perempuan dan laki-laki secara umum, anak juga semakin melihat perbedaan jenis kelamin dalam kehidupan sehari-harinya.
Selain itu ajarkan pada anak-anak rasa malu saat alat kelaminnya terlihat orang lain. Sehingga anak juga akan malu jika menyentuh alat kelaminnya didepan umum.
Semakin berkembang anak pada usia ini sudah mulai membedakan peran gender secara umum. Misalnya ayah dan ibu berperan sebagai orangtua yang bertanggungjawab terhadap anak-anak. Lalu ajarkan anak cara mengekspresikan kasih sayang dengan rescpect, dengan menunjukkan rasa berterima kasih jika diberikan suatu hadiah dari orangtua dan kerabat dekatnya. Mungkin anak akan bertanya berbagai macam hal. Dengan pemahaman perbedaan gender semakin tinggi, orangtua bisa kenalkan arti pernikahan bahwa setiap orang bisa memilih pasangan untuk menikah atau dijodohkan.
9-12 TAHUN
Di usia ini anak tak hanya tahu perannya, namun juga bertanggungjawab sebagai anggota keluarga, misalnya kakak dan adik saling menjaga selama bermain. Jika ada hal yang membahayakan, kakak atau adik harus segera memberitahu ayah atau ibu.
Komunikasi antar anggota keluarga penting dalam mengambil keputusan. Karena tahapan usia ini anak sudah dikenalkan dengan tanggungjawab, jadi sangat disarankan meminta pendapat mereka dalam musyawarah keluarga. Anak akan merasa dihargai dan lebih percara diri untuk mengungkapkan isi pikiran mereka. Begitu juga dalam hal memilih teman. Orangtua bisa mulai mengajarkan pertemanan yang sehat, agar bisa diarahkan untuk pengembangan social yang baik, seperti kerjasama, tolong menolong, berbagi, simpati, empati dan saling membutuhkan satu sama lain. Pengetahuan dan pengalaman anak-anak akan semakin kaya. Dengan memperkenalkan anak tentang menjadi orangtua dan rasa bertanggung jawab sebagai suatu pembiasaan positif agar mampu mengendalikan diri dan memanfaatkan emosi secara produktif.
15-18 TAHUN
Setelah anak sudah mulai memahami struktur anatomi genital dan fungsi-fungsinya serta perbedaan gender, disini orangtua bisa menjelaskan berbagai macam penyimpangan seksual dan tantangan yang terjadi serta menyikapi pandangan masyarakat memandang kondisi tersebut.
Tahap usia ini adalah masa perkembangan orientasi masa depan, sebagai individu yang sedang mengalami proses peralihan dengan mengarahkan pada persiapan memenuhi tuntutan dan harapan peran sebagai orang dewasa, orangtua dapat mengajarkan anak untuk mencari nafkah (laki-laki) dan merawat makhluk hidup (perempuan).
Sesi Diskusi/Tanya jawab
1. Ikhwatun Nisa: Menurut data KPAI tahun 2017 bahwa kasus LGBT adalah kasus terbesar kedua di indonesia kan, berarti sudah banyak sekali orang yg terkena kasus LGBT ini, jadi Bagaimana Cara melindungi dan menjaga anak2 kita dari orang2 LGBT yang bisa kapan saja mereka temui di lingkungan sekitarnya? Bagaimana tanggapan dari kelompok 5. Terima kasih
->
Bismillah
1⃣
Terima kasih atas pertanyaannya mba @M4 Ikhwatun Nisa
_Tentu saja fitrah seksualitas dan fitrah individualitas mereka harus dididik dan ditumbuhkan dengan sebaik baiknya melalui kelekatan yang mendalam bersama para orangtuanya sejak tahapan usia 0- Aqilbaligh di usia 15 tahun. Bonding time saat membersamai anak-anak yang baik dari ayah dan ibu inilah yang kelak menumbuhkan fitrah seksualitasnya dengan sempurna dan berjalan sebagaimana perannya nanti saat dewasa._
_cara melindungi dari LGBT_
_1. bangun kedekatan dengan anak, karena dengan hubungan yg dekat dgn anak, insyaAllah anak akan terbuka & mau sharing sama kita.._
_2. hentikan kesalahan pengasuhan mulai saat ini, seperti mengancam kosong, labelling, dll karena ini bisa membuat kita menjadi orang tua yg inkonsisten di depan anak.. resiko nya jika ttp melakukan kesalahan pengasuhan : kata2 kita ngga ada artinya di mata anak (anak ngga percaya sama kita)_
_3. tumbuhkan rasa cinta kepada Allah dengan senantiasa menumbuhkan syukur.. dengan syukur maka akan tumbuh ketaatan, dengan sendirinya anak akan patuh pd aturan Allah_
_4. melakukan briefing/roleplaying, bagaimana sikap yg perlu kita tunjukkan kepada orang yg terkena penyimpangan seksual.. ini bisa disesuaikan dgn keluarga masing2.. jika merasa tidak bisa membantu, maka lebih baik dihindari drpd terpengaruh.. namun ttp ajarkan menghindar/menolak dengan cara yg sopan & ttp saling menghormati_
2. Yessi: Mau tanya mbak, anak saya 5,5 tahun baru punya adik mulai tanya tentang kehamilan, sampai akhirnya "gimana bisa ada dede di perut mama? Afham tuh bingung koq bisa ada dede di perut mama.."
Waktu itu karena masih bingung sy jawabnya karena Allah kasih 😆, nanti kita sama2 baca di buku yaa, trus abis itu lupa. Gimana cara jawab yang benar ya mbak?
->2⃣ Terima kasih mba yessi @Yessi atas pertanyaannya.. heheh gemes deh sm afham 😍😍
Coba kami jawab yaah semoga membantu 😘
_untuk anak usia 5.5 tahun kayanya belum perlu dijelaskan mengenai proses reproduksi ya.. mungkin bisa melalui cerita aja bahwa anak itu hadir dari pernikahan mama & papa.. mama & papa mengundang adik utk hadir & Allah mengizinkannya maka Allah mengizinkan mama utk hamil.._
_karena adik kita ini adalah undangan, maka kita perlu sambut & jaga trs dgn baik ya (nah dr sini bisa mulai fokus ke penyambutan adik aja) ngga perlu fokus ke proses pembuatan nya (dulu)._ sumber : buku EP
Pada tahap ini anak-anak belum bisa membedakan antara imajinasi dan kenyataan, oleh karena itu perlu sangat berhati-hati dengan apapun yang kita katakan dan kita lakukan. pikirkan dan rencanakan sungguh-sungguh jawaban atas pertanyaan mereka karena akan terserap masuk ke pikiran bawah sadar. sumber buku: EP
3. Dhian Fharah: Di poin usia 2-5th dijelaskan mengenai permainan anak perempuan dan laki-laki yang berbeda dan jk terbiasa utk dibedakan maka anak2 akan paham akan gendernya masing2. Saya menangkapnya begitu.
Berarti memang seharusnya dibedakankah? Atau ada batasan tertentu mengenai hal ini?
->
3⃣ terima kasih mba @Dhian Farah atas pertanyaannyaa..
Perlu dibedakan itu untuk permainan2 yg berhubungan dengan peran gender, tapi sebenernya ngga terlalu banyak sih permainan yg mesti dibedain gender nya.. beberapa di antaranya :
- ketika anak laki2 main boneka, oke jika dia berperan sebagai ayah nya si boneka yg mengganti popok, memandikan dll.. yg ngga boleh : ya kalau anak laki2 nya menyusui si boneka nya, atau hamil
- main dandan2an / salon2an.. ini cukup jelas ya udah dijawab di pertanyaan sebelumnya
4. Mulyeni: Bagaimana memberikan pengertian ke anak jika lingkungan kebanyakan anak perempuan sedangkan anak sy laki2...karena pengaruh lingkungan sangat kuat yang dimana si anak selalu ikut main k anak2 perempuan tsb
->Coba kami jawab dulu yah..
A. kita perlu buat aturan yg jelas di keluarga, mengenai permainan apa yg boleh & tidak boleh dilakukan bersama teman perempuan.. misalnya : main dandan2an, main makeup2an dll
yg boleh main apa dong : contoh main sepeda bareng, main permainan tradisional dll
B. Kalau aturan udah fix, jelaskan ‘why’ nya kenapa kita ngga boleh main dandan2an : karena make up dll itu hanya utk perempuan, sementara kakak laki2.. makeup bukan utk laki2 dll — boleh memasukkan value2 yg diinginkan sesuai value keluarga masing2
C. Roleplaying bagaimana menolak ajakan jika diajak main perempuan & bagaimana cara mengajak main yg netral misalnya.. semua aturan yg ditetapkan perlu kita pikirkan baik2 skenario apa yg mungkin terjadi, kemudian ajarkan anak melakukan roleplaying
D. Apresiasi anak jika berhasil bermain dengan baik dgn teman lawan jenisnya.. apresiasi tidak perlu yg materil misalnya : makan kue buatan bersama2, piknik ke taman dll
E. Berikan teguran efektif, ingatkan pd kesepakatan/aturan & fokus pada solusi tentu mendampingi anak saat bermain jika memungkinkan.. jika tidak, buat aturan utk saling menceritakan apa yg terjadi saat anak tidak bersama kita.
5. Halimah: Makasi mba2 kelompok 5 atas jawabannya, masalah pengasuhan ini mba yg masih harus belajar banget biar gak salah asuh, dan kedekatan anak dengan ayahnya jg masih harus dilatih, biar mau terbuka anak2 nya ya, makasi banyak mba jawabannya 🙏🙏
-> kunci kedekatan anak dengan ayah juga ada pada bagaimana ibu berinteraksi dengan menyenangkan dgn anak & ‘menularkan’ kebahagiaan tentang dekat dengan anak.. supaya ayahnya ngeces2 kepengen deket anaknya juga..
hindari : mengeluhkan perilaku2 anal di rumah yg membuat kita lelah.. jika ingin meminta pendapat dr suami utk bekerjasama maka selesaikan emosi & ajak brainstorming : menurut ayah solusi nya jika anak kita perilaku nya seperti ini gimana ya?
6. Halimah: cara menghadapi anak trouble maker?
-> Setiap anak dimanapun beràda pasti bertemu dengan karakter pengganggu.
* kuatkan mental anak untuk siap menghadapi lingkungan yang tidak diinginkan.
* komunikasikan dg orang tua nya
jadi gini, ini ‘rumus umum’ menghadapi perilaku anak yg ngga sesuai sebenernya (applied to every kids kayanya)
a. kita harus paham dulu bahwa anak itu fitrah nya baik.. jd perilaku yg menurut kita trouble maker ini pasti ada ‘alasan’ di balik itu.. bisa jd anak ini ngga ada temennya jadi cari perhatian atau kebanyakan nntn sinetron misalnya
B. kalau ketemu ‘alasan’ nya baru cari solusi nya sama2, kalau anaknya bukan anak kita, kita rapport building/pdkt dulu sama orangtuanya, trs ngobrol2 baik2 menyampaikan concern kita, sambil ditanya : apa yg bisa aku bantu?
kalau orgtuanya ngga tertarik dgn solusi kita, ya kita deketin anaknya sambil nanti kita install2 value yg baik ke anak itu.. dgn berbagai cara yg possible kita lakukan
C. Kalau anaknya anak kita, tentu kita cari solusinya sendiri dengan memperhatikan ‘alasan’ dibalik perilaku nya..
anak2 itu perlu kita bantu & masih bisa kita ajarin..
Alhamdulillah..
#BundaSayang
#FitrahSeksualitas
#Level11
Cara memahami ciri dan sifat dari jenis kelamin manusia menurut fitrahnya.
🌼Menurut KBBI, fitrah/fit-rah/n berarti sifas asal; kesucian; bakat; pembawaan. Sek-su-a-li-tas/seksualitas/n 1ciri, sifat, atau peranan seks; 2dorongan seks; 3kehidupan seks.
Maka itu dengan memahami dirinya untuk bersikap, berpikir, bertindak sesuai dengan gendernya yang berkaitan dengan keunikan atau keistimewaan dalam menjalankan perannya di masyarakat.
Pentingkah, fitrah seksualitas dibangkitkan?
🌼Tentu saja sangat penting, karena mempengaruhi perilaku dan pola pikir seseorang sesuai dengan fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati.
Tujuan menumbuhkan fitrah seksualitas
Agar lebih dapat mengetahui makna dan tujuan hidup kita didunia. Mereka yang mengabaikan atau terjadi ketidaktuntasan fitrah seksualitas menjadi masalah jati diri yang nantinya tidak dapat memiliki keberanian untuk melindungi dirinya. Sudah banyak terjadi pada saat ini orang-orang yang labil, ikut-ikutan dan berjalan tanpa arah. Hal ini membawa dampak yang sangat besar, salah satu contohnya LGBT.
Tantangan
🌼Menurut KPAI pada tahun 2017 bahwa kasus LGBT menjadi permasalahan kedua terbesar anak di Indonesia. Komunitas LGBT telah mengkampanyekan orientasi seksual menyimpang mereka secara masif , cepat dan terorganisir. Bisa kita temukan ada beberapa negara yang sudah melegalitaskan komunitas ini , seperti Amerika dan beberapa negara Eropa. Melalui penyebaran media sosial saat ini lebih sering menampilkan foto dan tayangan yang tidak baik untuk anak. Anak-anak sebagai kelompok yang paling rentan telah menjadi sasaran empuk predator LGBT, karena belum mampu menyaring informasi yang sesuai dengan perkembangan dirinya.
🌼Sejak manusia diciptakan oleh Allah Ta’ala watak fitrah manusia kecendrngan untuk selalu meniru dan mengikuti orang lain yang dikaguminya, bisa dalam kebaikan maupun keburukan. Jika kita memperhatikan kondisi saat ini, kita akan mendapati suatu kenyataan yang sangat memprihatinkan, karena kebanyakan justru mengagumi dan mengidolai orang-orang yang tingkah laku dan gaya hidup mereka sangat bertentangan dengan fitrah manusia.
🌼Pembiaran yang keliru ini berdampak yang kurang baik dna tidak sesuai fitrah banyak ditemukan di masyarakat, seperti dianggap lumrah perempuan berpakaian dan bersikap seperti laki-laki (tomboi) dan sebaliknya, karakter laki-laki melambai dan perempuan kekar/macho, dll.
🌼Kurangnya ilmu pengetahuan tentang seksualitas pada orangtua sehingga menyebabkan penyimpangan fitrah seksualitas bukan genetik tetapi karena kesalahan dari orangtua itu sendiri. Contohnya :
🌼orang tua kerap kali melakukan kesalahan pengasuhan
🌼lalai dalam mengajarkan tentang fitrah seksualitas dalam Pendidikan
🌼tidak bisa menjaga anak dari penularan perilaku lingkungan.
Solusi
Di lingkungan rumah :
a. Menanamkan aqidah yang kuat pada anggota keluarga terutama anak.
b. Orang tua menjadi teladan dalam menjaga aurat dan menjalankan peran sesuai fitrahnya.
c. Orang tua belajar cara menumbuhkan fitrah seksualitas sesuai rentang usia.
d. Seks education sejak dini
e. Perhatian dan kasih sayang dari orang tua.
f. Pendidikan dari rumah bergantung kehadiran, kedekatan, dan kelekatan ayah ibu secara utuh dari lahir sampai aqil baligh.
Di Lingkungan Masyarakat
a. Seks education di lingkungan
b. Penyuluhan dan pengawasan secara berkala
c. Menguatkan aqidah dalam masyarakat dengan cara merutinkan kajian
Di Lembaga Pemerintahan
a. Membuat & mengesahkan UU Perlindungan anak
b. Membuat UU tentang penyimpangan seksualitas
Cara menumbuhkan fitrah seksualitas
0-2 TAHUN
Pada usia ini, anak-anak sedang mengembangkan rasa ingin tahu termasuk memahami dari setiap bagian tubuhnya. Mengenalkan nama dan memberikan persepsi bagian kelamin adalah hal yang wajar, bukan hal yang tabu. Inilah saat yang tepat untuk mengenalkan perbedaan anggota tubuhnya dengan anggota tubuh orang dewasa dan melihat perbedaan laki-laki dan perempuan, serta mampu mengidentifikasi jenis kelamin orang-orang yang dijumpainya.
2-5 TAHUN
Setelah anak mengetahui nama dan perbedaaan bagian kelamin, pada usia 2-3 tahun, ajari anak kegiatan toilet training dan cara membersihkan dan memelihara kesehatan alat kelaminnya secara bertahap. Dalam tahap ini anak akan mulai bertanya mengenai kehamilan dan melibatkan peran gender kedalam kehidupan mereka. Misal mobil-mobilan adalah mainan anak laki-laki, sementara boneka cantik adalah mainan anak perempuan. Sehingga ia tidak mau bermain dengan mainan yang tidak sesuai dengan jenis kelaminnya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh perlakuan orangtua kepada anaknya. Semakin orangtua membedakan peran perempuan dan laki-laki secara umum, anak juga semakin melihat perbedaan jenis kelamin dalam kehidupan sehari-harinya.
Selain itu ajarkan pada anak-anak rasa malu saat alat kelaminnya terlihat orang lain. Sehingga anak juga akan malu jika menyentuh alat kelaminnya didepan umum.
Semakin berkembang anak pada usia ini sudah mulai membedakan peran gender secara umum. Misalnya ayah dan ibu berperan sebagai orangtua yang bertanggungjawab terhadap anak-anak. Lalu ajarkan anak cara mengekspresikan kasih sayang dengan rescpect, dengan menunjukkan rasa berterima kasih jika diberikan suatu hadiah dari orangtua dan kerabat dekatnya. Mungkin anak akan bertanya berbagai macam hal. Dengan pemahaman perbedaan gender semakin tinggi, orangtua bisa kenalkan arti pernikahan bahwa setiap orang bisa memilih pasangan untuk menikah atau dijodohkan.
9-12 TAHUN
Di usia ini anak tak hanya tahu perannya, namun juga bertanggungjawab sebagai anggota keluarga, misalnya kakak dan adik saling menjaga selama bermain. Jika ada hal yang membahayakan, kakak atau adik harus segera memberitahu ayah atau ibu.
Komunikasi antar anggota keluarga penting dalam mengambil keputusan. Karena tahapan usia ini anak sudah dikenalkan dengan tanggungjawab, jadi sangat disarankan meminta pendapat mereka dalam musyawarah keluarga. Anak akan merasa dihargai dan lebih percara diri untuk mengungkapkan isi pikiran mereka. Begitu juga dalam hal memilih teman. Orangtua bisa mulai mengajarkan pertemanan yang sehat, agar bisa diarahkan untuk pengembangan social yang baik, seperti kerjasama, tolong menolong, berbagi, simpati, empati dan saling membutuhkan satu sama lain. Pengetahuan dan pengalaman anak-anak akan semakin kaya. Dengan memperkenalkan anak tentang menjadi orangtua dan rasa bertanggung jawab sebagai suatu pembiasaan positif agar mampu mengendalikan diri dan memanfaatkan emosi secara produktif.
15-18 TAHUN
Setelah anak sudah mulai memahami struktur anatomi genital dan fungsi-fungsinya serta perbedaan gender, disini orangtua bisa menjelaskan berbagai macam penyimpangan seksual dan tantangan yang terjadi serta menyikapi pandangan masyarakat memandang kondisi tersebut.
Tahap usia ini adalah masa perkembangan orientasi masa depan, sebagai individu yang sedang mengalami proses peralihan dengan mengarahkan pada persiapan memenuhi tuntutan dan harapan peran sebagai orang dewasa, orangtua dapat mengajarkan anak untuk mencari nafkah (laki-laki) dan merawat makhluk hidup (perempuan).
Sesi Diskusi/Tanya jawab
1. Ikhwatun Nisa: Menurut data KPAI tahun 2017 bahwa kasus LGBT adalah kasus terbesar kedua di indonesia kan, berarti sudah banyak sekali orang yg terkena kasus LGBT ini, jadi Bagaimana Cara melindungi dan menjaga anak2 kita dari orang2 LGBT yang bisa kapan saja mereka temui di lingkungan sekitarnya? Bagaimana tanggapan dari kelompok 5. Terima kasih
->
Bismillah
1⃣
Terima kasih atas pertanyaannya mba @M4 Ikhwatun Nisa
_Tentu saja fitrah seksualitas dan fitrah individualitas mereka harus dididik dan ditumbuhkan dengan sebaik baiknya melalui kelekatan yang mendalam bersama para orangtuanya sejak tahapan usia 0- Aqilbaligh di usia 15 tahun. Bonding time saat membersamai anak-anak yang baik dari ayah dan ibu inilah yang kelak menumbuhkan fitrah seksualitasnya dengan sempurna dan berjalan sebagaimana perannya nanti saat dewasa._
_cara melindungi dari LGBT_
_1. bangun kedekatan dengan anak, karena dengan hubungan yg dekat dgn anak, insyaAllah anak akan terbuka & mau sharing sama kita.._
_2. hentikan kesalahan pengasuhan mulai saat ini, seperti mengancam kosong, labelling, dll karena ini bisa membuat kita menjadi orang tua yg inkonsisten di depan anak.. resiko nya jika ttp melakukan kesalahan pengasuhan : kata2 kita ngga ada artinya di mata anak (anak ngga percaya sama kita)_
_3. tumbuhkan rasa cinta kepada Allah dengan senantiasa menumbuhkan syukur.. dengan syukur maka akan tumbuh ketaatan, dengan sendirinya anak akan patuh pd aturan Allah_
_4. melakukan briefing/roleplaying, bagaimana sikap yg perlu kita tunjukkan kepada orang yg terkena penyimpangan seksual.. ini bisa disesuaikan dgn keluarga masing2.. jika merasa tidak bisa membantu, maka lebih baik dihindari drpd terpengaruh.. namun ttp ajarkan menghindar/menolak dengan cara yg sopan & ttp saling menghormati_
2. Yessi: Mau tanya mbak, anak saya 5,5 tahun baru punya adik mulai tanya tentang kehamilan, sampai akhirnya "gimana bisa ada dede di perut mama? Afham tuh bingung koq bisa ada dede di perut mama.."
Waktu itu karena masih bingung sy jawabnya karena Allah kasih 😆, nanti kita sama2 baca di buku yaa, trus abis itu lupa. Gimana cara jawab yang benar ya mbak?
->2⃣ Terima kasih mba yessi @Yessi atas pertanyaannya.. heheh gemes deh sm afham 😍😍
Coba kami jawab yaah semoga membantu 😘
_untuk anak usia 5.5 tahun kayanya belum perlu dijelaskan mengenai proses reproduksi ya.. mungkin bisa melalui cerita aja bahwa anak itu hadir dari pernikahan mama & papa.. mama & papa mengundang adik utk hadir & Allah mengizinkannya maka Allah mengizinkan mama utk hamil.._
_karena adik kita ini adalah undangan, maka kita perlu sambut & jaga trs dgn baik ya (nah dr sini bisa mulai fokus ke penyambutan adik aja) ngga perlu fokus ke proses pembuatan nya (dulu)._ sumber : buku EP
Pada tahap ini anak-anak belum bisa membedakan antara imajinasi dan kenyataan, oleh karena itu perlu sangat berhati-hati dengan apapun yang kita katakan dan kita lakukan. pikirkan dan rencanakan sungguh-sungguh jawaban atas pertanyaan mereka karena akan terserap masuk ke pikiran bawah sadar. sumber buku: EP
3. Dhian Fharah: Di poin usia 2-5th dijelaskan mengenai permainan anak perempuan dan laki-laki yang berbeda dan jk terbiasa utk dibedakan maka anak2 akan paham akan gendernya masing2. Saya menangkapnya begitu.
Berarti memang seharusnya dibedakankah? Atau ada batasan tertentu mengenai hal ini?
->
3⃣ terima kasih mba @Dhian Farah atas pertanyaannyaa..
Perlu dibedakan itu untuk permainan2 yg berhubungan dengan peran gender, tapi sebenernya ngga terlalu banyak sih permainan yg mesti dibedain gender nya.. beberapa di antaranya :
- ketika anak laki2 main boneka, oke jika dia berperan sebagai ayah nya si boneka yg mengganti popok, memandikan dll.. yg ngga boleh : ya kalau anak laki2 nya menyusui si boneka nya, atau hamil
- main dandan2an / salon2an.. ini cukup jelas ya udah dijawab di pertanyaan sebelumnya
4. Mulyeni: Bagaimana memberikan pengertian ke anak jika lingkungan kebanyakan anak perempuan sedangkan anak sy laki2...karena pengaruh lingkungan sangat kuat yang dimana si anak selalu ikut main k anak2 perempuan tsb
->Coba kami jawab dulu yah..
A. kita perlu buat aturan yg jelas di keluarga, mengenai permainan apa yg boleh & tidak boleh dilakukan bersama teman perempuan.. misalnya : main dandan2an, main makeup2an dll
yg boleh main apa dong : contoh main sepeda bareng, main permainan tradisional dll
B. Kalau aturan udah fix, jelaskan ‘why’ nya kenapa kita ngga boleh main dandan2an : karena make up dll itu hanya utk perempuan, sementara kakak laki2.. makeup bukan utk laki2 dll — boleh memasukkan value2 yg diinginkan sesuai value keluarga masing2
C. Roleplaying bagaimana menolak ajakan jika diajak main perempuan & bagaimana cara mengajak main yg netral misalnya.. semua aturan yg ditetapkan perlu kita pikirkan baik2 skenario apa yg mungkin terjadi, kemudian ajarkan anak melakukan roleplaying
D. Apresiasi anak jika berhasil bermain dengan baik dgn teman lawan jenisnya.. apresiasi tidak perlu yg materil misalnya : makan kue buatan bersama2, piknik ke taman dll
E. Berikan teguran efektif, ingatkan pd kesepakatan/aturan & fokus pada solusi tentu mendampingi anak saat bermain jika memungkinkan.. jika tidak, buat aturan utk saling menceritakan apa yg terjadi saat anak tidak bersama kita.
5. Halimah: Makasi mba2 kelompok 5 atas jawabannya, masalah pengasuhan ini mba yg masih harus belajar banget biar gak salah asuh, dan kedekatan anak dengan ayahnya jg masih harus dilatih, biar mau terbuka anak2 nya ya, makasi banyak mba jawabannya 🙏🙏
-> kunci kedekatan anak dengan ayah juga ada pada bagaimana ibu berinteraksi dengan menyenangkan dgn anak & ‘menularkan’ kebahagiaan tentang dekat dengan anak.. supaya ayahnya ngeces2 kepengen deket anaknya juga..
hindari : mengeluhkan perilaku2 anal di rumah yg membuat kita lelah.. jika ingin meminta pendapat dr suami utk bekerjasama maka selesaikan emosi & ajak brainstorming : menurut ayah solusi nya jika anak kita perilaku nya seperti ini gimana ya?
6. Halimah: cara menghadapi anak trouble maker?
-> Setiap anak dimanapun beràda pasti bertemu dengan karakter pengganggu.
* kuatkan mental anak untuk siap menghadapi lingkungan yang tidak diinginkan.
* komunikasikan dg orang tua nya
jadi gini, ini ‘rumus umum’ menghadapi perilaku anak yg ngga sesuai sebenernya (applied to every kids kayanya)
a. kita harus paham dulu bahwa anak itu fitrah nya baik.. jd perilaku yg menurut kita trouble maker ini pasti ada ‘alasan’ di balik itu.. bisa jd anak ini ngga ada temennya jadi cari perhatian atau kebanyakan nntn sinetron misalnya
B. kalau ketemu ‘alasan’ nya baru cari solusi nya sama2, kalau anaknya bukan anak kita, kita rapport building/pdkt dulu sama orangtuanya, trs ngobrol2 baik2 menyampaikan concern kita, sambil ditanya : apa yg bisa aku bantu?
kalau orgtuanya ngga tertarik dgn solusi kita, ya kita deketin anaknya sambil nanti kita install2 value yg baik ke anak itu.. dgn berbagai cara yg possible kita lakukan
C. Kalau anaknya anak kita, tentu kita cari solusinya sendiri dengan memperhatikan ‘alasan’ dibalik perilaku nya..
anak2 itu perlu kita bantu & masih bisa kita ajarin..
Alhamdulillah..
#BundaSayang
#FitrahSeksualitas
#Level11
Komentar
Posting Komentar